Batang , Di zaman yang serba cepat ini informasi sangatlah cepat bahkan melebihi rotasi bumi, di dukung dengan adanya internet membuat siapa saja mampu untuk mengirimkan berbagai macam informasi bahkan sebuah berita kepada siapa pun tanpa peduli dengan dampak yang akan di timbulkannya, Selasa 7 November 2024
Salah satu pemeriahnya adalah para kuli tinta, dari masa ke masa profesi ini sangatlah berperan penting atas kemajuan revolusi dunia, mulai dari perang dunia pertama hingga zaman Orde Baru di Indonesia, peran para kuli tinta sangatlah hebat hingga muncul sebuah julukan untuk kuli tinta yang baru yaitu, ‘separuh di plomat separuh detektif, ’ namun di masa sekarang, pekerjaan mulia itu banyak ternodai oleh oknum-oknum kuli tinta yang melupakan kode etik jurnalistiknya demi setumpuk rupiah.
Baca juga:
Tony Rosyid: Puan Makin Terancam?
|
Padahal di dalam deretan kode etik jurnalistik di jelaskan bahwa seorang kuli tinta harus mempunyai itikad baik, jika itikad itu di lupakan maka kode etik-kode etik lainnya juga akan ikut rusak sepertihalnya :
Seorang kuli tinta harus menyajikan sebuah berita secara faktual bukan opini, seorang kuli tinta tidak boleh menerima, ‘amplop, ’ atau pun seorang kuli tinta tidak boleh menyajikan berita bohong dan fitnah, jika oknum kuli tinta tersebut sudah melupakan itikad baiknya maka beberapa kode etik lainnya juga akan di langgar, ” kata senior.
Baca juga:
Tony Rosyid: Komunikasi Yes, Koalisi No
|
Teringat masa lalu ketika kita masih kecil dulu tentunya kita terus-terusan di nasihati oleh ibunda kita bahwasanya tidak boleh berbohong kepada siapa pun karena berbohong itu dosa, hal itu terus menerus mendengung di telinga sehingga berwujud sebuah etika dan moral yang harus di jaga, nasihat lama itu seharusnya di amalkan oleh para kuli tinta, ” tukasnya.
Jika seorang kuli tinta membuat sebuah berita tentang suatu kebohongan, maka bayangkan saja milyaran juta orang di negeri ini memproduksi dosa untuk kuli tinta yang membuat berita tentang kebohongan tersebut, padahal ketika kita berbuat dosa kepada satu orang saja maka kita harus benar-benar meminta maaf supaya orang yang kita sakiti memaafkan, lantas bagaimana dengan milyaran juta orang yang telah kita bohongi.???.
Bagaimana cara kita meminta maaf kepada mereka.???.terlebih lagi jika kita melihat dampak yang akan di timbulkannya, tentunya akan sangat merugikan banyak pihak, ” tandasnya.
Namun di sisi lain apa bila seorang kuli tinta mau beritikad baik dengan cara mengamalkan kode etik jurnalistik yang sudah di sepakati bersama maka berapa milyar pahala yang akan iya terima.???.sungguh tidak terhitung jumlahnya, ” sambungannya.
Jadi, seorang kuli tinta bisa menentukan surga dan nerakanya sendiri kelak di akhirat nanti kita kira begitu bukan
AdamBatang